Lonjakan Kasus Covid-19 Bikin Rupiah Tertekan ke 14.187 per Dolar AS
Nilai ganti rupiah pada dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menurun pada perdagangan Selasa minggu ini. Kurs rupiah menurun dipacu eskalasi masalah positif COVID-19 secara global.
Tips Supaya Mudah Menang Bermain Sabung Ayam Online
Mencuplik Bloomberg, Selasa (22/12/2020), rupiah dibuka di angka 14.137 per dolar AS, menurun tipis bila dibanding dengan penutupan perdagangan awalnya yang berada di angka 14.130 per dolar AS. Mendekati siang rupiah makin menurun ke 14.187 per dolar AS.
Semenjak pagi sampai siang ini hari, rupiah bergerak di range 14.137 per dolar AS sampai 14.187 per dolar AS. Bila dihitung dari awalnya tahun, rupiah menurun 2,32 %.
Sedang berdasar Kurs Rujukan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dibanderol di angka 14.218 per dolar AS, menurun bila dibanding dengan dasar awalnya yang berada di angka 14.180 per dolar AS.
"Rupiah masih mempunyai potensi tertekan ini hari mengikut sentimen negatif dari external yakni kecemasan pada penebaran virus COVID-19 variasi baru dari Inggris dan lagi meningginya masalah COVID-19 di dunia," kata Kepala Penelitian dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra diambil dari Di antara, Selasa (22/12/2020).
Menurut Ariston, virus variasi baru itu memunculkan pertanyaan apa vaksin yang baru ditingkatkan saat ini dapat efisien menahan penebaran virus variasi baru itu.
"Kenaikan masalah COVID sudah menggerakkan beberapa negara untuk lakukan limitasi rutinitas hingga mempunyai potensi melambankan perbaikan perekonomian," tutur Ariston.
Ariston memprediksi ini hari rupiah bergerak di range Rp14.100 per dolar AS sampai Rp14.180 per dolar AS.
Pada Senin (21/12) lalu, rupiah ditutup menurun 20 point atau 0,14 % ke status Rp14.130 per dolar AS dari status penutupan hari kemarin Rp14.110 per dolar AS.
Ekonom sekalian Direktur Penelitian CORE Indonesia, Piter Abdullah, meramalkan nilai ganti rupiah pada dolar Amerika Serikat (USD) akan condong kuat di tahun 2021. Bahkan juga, Rupiah dipercaya sanggup kembali lagi dekati nilai esensialnya dikisaran Rp13.250 -Rp13.750 per USD.
"Kita prediksikan pada 2021 Rupiah akan punyai kekuatan untuk lebih kuat. Rupiah yang sekarang ini mulai bertahan kuat mempunyai potensi kembali lagi dekati nilai esensialnya dikisaran Rp13.250-Rp13.750 per USD," tutur Piter dalam seminar-online bertema "CORE ECONOMIC OUTLOOK 2021," Rabu (18/11).
Piter menjelaskan, pengokohan nilai ganti Rupiah dipacu oleh membaiknya performa perdagangan Indonesia yang alami surplus sampai capai USD 13,5 miliar per September 2020. Dan diprediksikan trend positif ini selalu berjalan sampai tahun akhir.
"Kita yakin neraca perdagangan yang telah surplus ini selalu meneruskan performa bagusnya sampai tahun akhir. Hingga menggerakkan Rupiah untuk kuat," tuturnya.
Disamping itu, kemenangan Joe Biden di Pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) 2020 dipercaya akan berpengaruh baik untuk perekonomian Indonesia. Diantaranya kenaikan realisasi Foreign Direct Investment (FDI) atau investasi langsung dari AS ke Tanah Air.
"Pengalihan kekuasaan dari Trump ke Biden bila berjalan mulus dipercaya akan bertambah dan menggerakkan lahirnya investasi. Hingga membuat emarging pasar (pasar yabg berkembang cepat) terhitung ke Indonesia," terang ia.
Oleh karena itu, Piter menyebutkan tidak terlalu berlebih bila nilai ganti Rupiah akan kuat tajam di tahun depan. "Sebab kita ketahui neraca perdagangan surplus selanjutnya capital inflow itu akan mendukung suplai dollar AS, jadi rupiah kita prediksi 2021 akan punyai kekuatan untuk lebih kuat," tutupnya.
Gerak Index Harga Saham Kombinasi (IHSG) condong menurun dari perdagangan awal saham, namun IHSG sanggup usai di zone hijau. Nilai ganti rupiah pada dolar Amerika Serikat (AS) juga semakin tertekan. Sesaat rupiah ada di range 14.132 per